Wednesday, May 22, 2013

Not A Fan (Bukan Seorang Penggemar)



Judul: Not A Fan (Bukan Seorang Penggemar)
Penulis: Kyle Idleman
Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur (bisa didapatkan di Getsemane/Gramedia)

Kyle Idleman adalah seorang pendeta dari Gereja Southeast Christian di Louisville, Kentucky yang merupakan gereja terbesar kelima di Amerika Serikat. 

Penulis bersaksi bahwa pada suatu waktu sebelum Paskah dia bergumul keras dalam memikirkan apa yang akan dia sampaikan dalam khotbah Paskah itu. Dia tahu bahwa pada masa Paskah (dan Natal) banyak jemaat “musiman” yang datang. Dan dia berharap dengan khotbah yang “luar biasa” maka jemaat musiman itu akan bertobat dan rutin beribadah. Namun yang terjadi adalah setelah Paskah itu jemaat musiman itu tetap menghilang. Pendeta ini sangat susah dan bingung, kenapa ini harus terjadi. Saat itu dia menyadari bahwa Yesus pun tidak pernah membuat khotbahNya menjadi sesuatu yang menarik banyak orang. Bukankah Yesus pernah mengalami saat berkhotbah tentang kebenaran pada akhirnya para pengikutnya meninggalkan dia semua dengan mengatakan, “perkataanNya ini keras, siapa yang dapat menerimanya”. Saat itu pendeta Idleman menangis, karena selama ini dia berusaha untuk membuat khotbahnya menyenangkan pendengar, menarik pendengar, bahkan menggambarkan Yesus sebagai orang yang menarik agar orang-orang mau datang padanya. Dia bertobat dan kemudian dengan serius untuk memberitakan Firman Tuhan bukan untuk menyenangkan manusia melainkan memberitakan kebenaran Tuhan baik itu disukai atau tidak disukai oleh pendengar. 

Hal ini terjadi karena sebenarnya banyak jemaat atau orang Kristen adalah seorang penggemar Yesus. Penggemar Yesus ingin berada cukup dekat dengan Yesus untuk mendapatkan berkat-berkatnNya namun tidak ingin untuk terlalu dekat sehingga mereka harus berkorban. Selama menyenangkan dan aman maka penggemar Yesus akan selalu “dekat”, seperti bergereja, melayani, memberikan persembahan dan berdoa. Namun apakah ini cukup? Apakah ini arti dari mengikut Yesus? Apakah ini arti dari menjadi murid-murid Kristus? Benarkah tanpa pengorbanan kita bisa menjadi pengikutNya? Buku ini merupakan suatu pembimbing untuk mencapai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. 

Bagian 1: Penggemar atau Pengikut? Sebuah diagnosis yang jujur
1.       Mau dibawa ke mana?
pada bagian ini penulis menunjukkan bahwa suatu hubungan tidak bisa selama-lamanya status quo, melainkan akan timbul pertanyaan, “akan dibawa ke mana hubungan kita”? Dalam dunia percintaan bisa digambarkan dengan pertanyaan, “akan dibawa ke mana hubungan kita? Mau menikah atau tidak? Atau mau putus? Atau bagaimana?”Jadi hubungan dengan Tuhan ini bagaimana? Mau ke mana?
2.       Sebuah keputusan atau sebuah komitmen?
Menurut penulis keputusan dan komitmen itu berbeda.  Dalam kenyataan banyak orang memutuskan percaya Yesus tapi tidak mengikut Yesus. Alkitab tidak mengizinkan hal ini. Dalam Alkitab Yesus mengatakan “percayalah padaKu” sebanyak 5 kali, namun perkataan, “ikutlah aku” sekitar 20 kali. Ini menunjukkan bahwa percaya dan ikutlah itu sebenarnya terkait, percaya haruslah mengikut, percaya tidak bisa sekedar percaya tanpa kemudian mengalami perubahan hidup dan mengikuti Yesus.
3.       Pengetahuan tentang diriNya atau keintiman denganNya
Tuhan tidak akan mengukur kerohanian kita dari pengetahuan kita tentang diriNya (hafal ayat-ayat alkitab, sejarah gereja, tata gereja) melainkan keintiman hubungan denganNya. Kata Ibraninya adalah Yada, yang berarti mengenal seseorang, atau bisa juga berarti berpadunya kedua jiwa. Kata Yada ini juga yang muncul dalam pengenalan (persetubuhan) antara suami istri. Jadi keintiman dengan Tuhan itu seharusnya mirip tetapi juga melampaui pengenalan suami istri.
4.       Salah satu atau hanya satu-satunya?
Menjadi murid Yesus berarti menjadikan Yesus sebagai yang satu-satunya dalam kehidupan. Kurang lebih seperti suami/istri kita adalah satu-satunya bagi kita. Ada beberapa pertanyaan yang menolong kita untuk melihat apakah kita mengutamakan Yesus atau tidak.
- Anda menghabiskan uang anda untuk apa?
-Ketika anda terluka, ke mana anda pergi mencari penghiburan?
-Apa yang paling mengecewakan atau membuat anda frustasi?
-Apa yang membuat anda sangat bersemangat?
Jika jawabannya bukan Yesus maka kita perlu untuk waspada.
5.       Mengikut yesus atau mengikuti aturan?
Yesus mengecam orang-orang yang mengira bahwa mengikut Yesus sama dengan menaati aturan keagamaan dan kegiatan Kristen. Bisa jadi Kekristenan diwariskan kepada anda atau anda belajar banyak Alkitab dan melakukan kesalehan Kristen, namun hal-hal ini sia-sia jika hati anda tidak benar-benar mencintai Yesus.
Beberapa hal menolong kita untuk melihat apakah kita mengikuti yesus atau aturan:
-apakah tindakan kita hanya dimaksudkan supaya dilihat orang?
-apakah kita lebih memilih aturan daripada relasi?
-apakah kita lebih memilih hukum daripada kasih?
- apakah kita lebih memilih rasa bersalah daripada kasih karunia?
6.       Mengandalkan diri sendiri atau dipenuhi oleh Roh Kudus
Dengan mengakui kelemahan maka kita dapat berserah pada kuasa Roh Kudus untuk menolong kita. Selain itu juga perlu untuk “pernafasan rohani” yaitu melatih diri untuk selalu dikuasai Roh Kudus. Latihannya dengan memaknai nafas, masuk dan keluar udara. Jika masuk kita maknai dengan mengizinkan diri dipenuhi Roh, jika kita menghembuskan nafas maka kita membuang dosa-dosa kita dan bertobat.
7.       Hubungan yang ditegaskan
Hubungan kita dengan Yesus perlu ditegaskan, apakah hanya sekedar pengagum atau pengikut. Penulis mengajak kita untuk melihat apakah kehidupan iman kita bukan berdasarkan perasaan, tapi berdasarkan kehidupan kita yang sesuai dengan firman Tuhan. Penulis mengajak kita untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan sembari hidup seperti yang Dia kehendaki. 

Bagian 2: Ajakan untuk Mengikuti Yesus (versi yang tidak diedit).
Disebut versi yang tidak diedit karena banyak gereja/khotbah yang mengedit pengorbanan atau kesulitan tatkala mengikut Yesus.
8.       Setiap orang diundang-sebuah undangan terbuka
Undangan keselamatan dari Yesus tidak dibatasi oleh asal usul, keterbatasan, dosa-dosa kita, dan kegagalan kita.
9.       Mau mengikut aku-sebuah pengejaran penuh gairah
Penggemar bersikap hati-hati, tidak mau mengorbakan semuanya. Ingin mendapatkan kesenangan sebanyak mungkin tanpa harus mengambil resiko mengalami kesulitan atau pengorbanan. sebaliknya pengikut mengerti bahwa mengikut Yesus adalah pengejaran yang mungkin menuntut segalanya dari mereka, namun itu tetaplah hal yang terbaik dan invertasi terbaik yang bisa diambil.
Penting bagi pengikut Kristus untuk menjaga gairah cinta kepada Yesus Kristus, sehingga bersedia mengikut Dia hingga akhir.
10.   Menyangkal diri-sebuah penyerahan total
Penyangkalan diri meliputi seluruh aspek kehidupan. Tidak bisa memilah-milah, di gereja untuk Tuhan, di tempat kerja setengah untuk Tuhan setengah untuk saya, sedangkan di tempat rekreasi seluruhnya untuk saya. Kita tidak dapat menyebut Yesus Tuhan (Tuan) tanpa menyatakan diri sebagai hambaNya. Hamba mengikuti perintah dan petunjuk dari tuannya. Jadi penyangkalan diri artinya kita menolak hak untuk menjadi tuan atas hidup kita sendiri, kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Allahlah yang sekarang menjadi tuan atas hidup kita. Yang dengan sukacita juga dikabarkan dalam injil bahwa tuan ini ternyata juga adalah bapa surgawi kita.
11.   Pikullah salibmu setiap hari-sebuah kematian tiap hari
Salib adalah simbol penghinan dan penderitaan. Jika saya tidak sedang menderita atau mengorbankan sesuatu benarkah saya mengikut yesus memikul salib? Salib juga adalah simbol kematian, menandakan bahwa kehidupan pengikut kristus adalah kematian setiap hari, suatu pilihan kita untuk mematikan diri kita dan menuhankan Yesus Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Bagian 3: Mengikut Yesus-Kemana pun, Kapan pun, Apa pun
12.   Kemana pun. Bagaimana dengan di sana?
Mengikut Yesus kemana pun kita berada, baik di keluarga, di tempat kerja, di pergaulan. Juga mengikut Yesus kemana pun kita menuju, ke tempat di mana Allah mengutus kita.
13.   Kapan pun. Bagaimana dengan sekarang?
14.   Apa pun. Bagaimana dengan yang itu?

Jadi buku ini pada akhirnya mengajak pembaca untuk tidak sekedar menjadi penggemar Yesus, melainkan bersungguh-sungguh untuk menjadi pengikut Yesus.

1 comment:

  1. Mudah-mudahan makin banyak buku yang terbaca. Disarankan membaca Sang Pangeran dari Niccolo Machiavelli. Bacalah Wawancara dengan Niccolo Machiavelli (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/02/wawancara-dengan-niccolo.html

    ReplyDelete