Thursday, June 14, 2012

Know Can Do (bag.2)


KNOW CAN DO

II. PENYARINGAN NEGATIF VS PENYARINGAN POSITIF
Sangat unik sekali manusia dalam mendengarkan hal-hal baru seringkali bersikap negatif atau melakukan penyaringan negatif.
Jika hal2 yang kita dengar sesuai kita cepat menerima. Tapi jika itu hal yang baru bahkan tidak sesuai dengan pendapat kita, cepat sekali datang penolakan akan apa yang kita dengar/lihat itu.
Hambatan kedua dalam mengetahui dan melakukan adalah “penyaringan negatif” . seperti sudah diungkapkan, sikap penyaringan negatif ini membuat kita menolak, selalu mencari kesalahan dan menghancurkan ide/hal baru itu.
Suatu saat saya di tempat pelayanan saya mengatakan, “mari kita membuat kelompok kecil untuk anak muda”. Pimpinan lain bilang…”oh, dulu sudah pernah, tapi tidak berhasil. Jadi percuma saja.” Nah sikap2 seperti ini memang mengintai kita. Padahal setelah saya lakukan dalam 3 tahun saja saya telah mendapatkan 5 cell group dan 5 orang pimpinan cell group lain dan secara tidak langsung telah menciptakan cell group2 lain.
Phil suatu saat keluar dari gereja dgn semangat menyala2, lalu mendengar lagu inspiratif di mobil. Lalu berhenti dan mulai membuat garis besar pelajaran sebuah kursus yang kmeudian terlaris selama 30 tahun serta menghasilkan 100 juta dolar. Jika negatif terhadap pengkhotbah, pesannya dan pemusik ini tidak akan terjadi.
Jadi dalam mendapatkan ide/hal baru kita harus mengalahkan penyaringan negatif dan mempraktekkan penyaringan positif.
-          Buka pikiran anda untuk hal-hal  yang lain, bersikap penasaran  dan dapatkan yang positif.
-          Mendengar dengan aktif, mencatat, sensitive terhadap ide/imajinasi yang muncul dan bersikap proaktif (bgaimana saya bisa menggunakan informasi ini).
Suzanne adalah contoh pola pikir lampu merah ke lampu hijau. Dulu ia sebagai manager selalu menolak ide-ide dari timnya. Timnya menjadi lelah dan tak bersemangat.  Lalu ia ditegur oleh salah satu penulis buku ini (Phil). Dan akhirnya ia disuruh untuk dalam rapat harus memberikan lampu hijau dulu, artinya menghargai, menanyakan alasan kenapa ide itu bagus, memuji komponen2 ide yg baik. Akhirnya ide2 baik muncul lagi. Bahkan setelah ada lampu kuning, staf-stafnya tetap menghargainya!
Mengubah pola pikir tertutup dan negatif menjadi pola pikir terbuka dan positif tidak bisa hanya mengandalkan nasib. Saat berkomitemen untuk berubah, kita perlu sebuah strategi khusus untuk terus menerus memperkuat pola pikir kita yang baru.

Know Can Do (bag.1)


KNOW CAN DO:
Menerapkan Pengetahuan Anda Ke Dalam Tindakan

Ditulis oleh Ken Blanchard (penulis luar biasa), Paul J. Meyer (pengusaha hebat), Dick Ruhe (motivator ulung). Diterbikan dalam bahasa Indonesia oleh Libri, PT BPK Gunung Mulia. Cetakan pertama Maret 2008.
Buku ini mencoba untuk mencari tahu apakah hambatan dan bagaimana cara untuk mengalahkan hambatan itu dalam menerapkan pengetahuan anda ke dalam tindakan.
Buku ini dituliskan dalam gaya bercerita. Yaitu tentang sang penulis yang bergumul tentang kenyataan bahwa ada jurang antara pengetahuan dan tindakan. Artinya adalah banyak orang telah mendapatkan pengetahuan tapi tidak mampu untuk menyatakannya dalam tindakan mereka. Dalam pergumulan ini dia bertemau Paul J. Meyer dan melakukan serentetan pertemuan dan diskusi yang akhirnya menghasilkan buku ini.
Dalam bagian pertamanya, Blanchard menuliskan bahwa dari begitu banyak hal yang didengar (dalam seminar, khotbah, rapat) ternyata hanya sedikit sekali hal-hal yang dapat diingat oleh para pendengar. Digambarkan bahwa tiga jam setelah seminar/kelas, kebanyakan orang hanya mampu mengingat sekitar 50% dari yang mereka denger, 24 jam kemudian mereka hampir lupa semuanya dan diakhir bulan bulan tinggal 5% yang mereka ingat.
Penulis kemudian memberikan 4 tips kepada pendengarnya agar tetap ingat dengan bahan yang disampaikan. Pertama mencatatat, kedua membaca ulang catatannya terutama poin-poin pentingnya serta membuat kesimpulan, ketiga membagikan/mengajarkan hal-hal itu kepada orang lain.
Namun penulis belum juga puas. Dia merasa ada “mata rantai” yang hilang antara mengetahui dan menerapkannya dalam tindakan. Saat penulis membaca artikel maka da meneumukan satu nama yang dia terkesan yaitu pebisnis sukses yaitu Phil Murray. Dia terkesan terutama karena kesaksian dari orang-orang yang mengikuti pelatihan Phil ternyata mereka benar-benar dapat menggunakan pengetahuan mereka dalam tindakan. Maka Blanchard segera mencari cara untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan Phil. Dan dia berhasil menemuinya!
Dalam perbincangan mereka yang dipenuhi canda, maka Sang pengusaha mengungkapkan bahwa salah satu penyebab pengetahuan tidak berujung kepada tindakan adalah karena kelebihan informasi.
Pada zaman ini informasi begitu mudah didapatkan dan banyak ditawarkan kepada kita. Oleh sebab itu diperlukan keahlian dan komitmen untuk focus, menentukan apa yang perlu dipelajari guna membantu kita lebih baik dan kemudian mengusahakannya dengan sekuat tenaga. Daripada banyak belajar lebih baik menentukan tiga atau empat target belajar dan menguasainya hingga berhasil.
Phil menganjurkan agar orang seharusnya belajar sedikit pengetahuan tetapi lebih sering, bukan banyak pengetahuan tetapi tidak sering. Dengan sering mengingat dan melakukan pengetahuan maka itu akan berbuah dalam tindakan. Pengulangan berkala adalah kunci dalam mengubah pengetahuan menjadi tindakan.
Untuk menguasai sesuatu, kita harus memfokuskan diri pada beberapa konsep utama, terus-menerus mengulainya, membenamkan diri sedalam-dalamnya ke dalam konsep tersebut, dan mengembangkan gagasan serta ilmu yang ada di dalamnya. Sehingga begitu mereka sudah menguasainya (pengetahuan dan tindakan) maka akan timbul kreatifitas dan mampu mewujudkan hal-hal besar.