Wednesday, January 9, 2013

Crazy Love (bag.1)



Judul :Crazy Love
Penulis: Francis Chan
Penerbit: David C. Cook USA
(telah diterjemahkan bhs.Indonesia)

Gereja dan orang Kristen gitu-gitu aza…?
Banyak orang akhirnya bilang percaya Tuhan, tapi bukan tuhan dalam agama/kekristenan. Seandainya gereja/jemaat lebih sungguh-sungguh mengikut Tuhan maka mereka tidak akan menjadikan agama/gereja/orang Kristen sebagai alasan untuk tidak mau percaya.
Kehidupan yang gitu-gitu saja ini karena 1. Pandangan terhadap Tuhan yang tidak tepat. Tuhan adalah Tuhan yang besar yang menciptakan semesta. Melalui alam ciptaan kita dapat merasakan kebesaran Tuhan. Ini dapat diakses melalui video di internet.
Tuhan adalah suci, kekal, maha-tahu, maha-kuasa. Apalagi jika digabungkan dengan pengalaman Yesaya dan Yohanes tatkala dihadapan Allah.
Jadi kita memang sering dan cenderung lupa kepada Tuhan dan keagunggannya, tapi kita harus selalu berusaha untuk mengingat akan Dia.

Waktu yang pendek.
Acapkali ditengah kesibukan dunia kita lupa bahwa waktu hidup kita di dunia ini pendek. Dan seringkali kita bersikap seolah-olah kita ini hidup selamanya di dunia ini. Bahkan yang lebih ironis kita  begitu sibuk bahkan stress dengan dunia ini hingga kita justru melupakan Tuhan. Hal ini harus diubah dan kita menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup kita. Kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan serta menggunakan hidup yang ada untuk menyaksikan Tuhan, sebelum waktu kita yang pendek berakhir. Ada 2 kisah seorang pria dan seorang gadis yang meninggal tapi membawa kesaksian bagi Tuhan.

Cinta yang Gila
Sang penulis share bahwa dia tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan ayahnya. Dia dipenuhi ketakutan terhadap ayahnya. Hal ini mempengaruhi juga hubungannya dengan Tuhan, dia bersikap “jaga jarak” dengan Bapa surgawi. Tapi hal ini berubah tatkala dia memiliki anak, dia merasakan bagaimana menjadi ayah dan bagaimana cinta anaknya. Dari hal ini dia menyadari dan berubah bahwa semua cinta ini hanyalah gambaran semu dari kasih Allah kepada manusia.
Cinta yang gila karena Tuhan tidak harus mencintai kita tapi dia memilih untuk mencintai kita, dia setia kepada kita walaupun kita tidak setia padanya,

Suam-suam dan memberikan sisa-sisa pada Tuhan.
Tapi gereja/orang Kristen akhirnya gitu-gitu saja… karena tidak ada masalah kalau gitu-gitu saja. Penulis menantang pembaca bahwa yang Tuhan inginkan adalah pemberian diri yang total. Memberi diri setengah-setengah/biasa-biasa saja seperti benih yang jatuh di semak duri atau tanah berbatu-batu, yaitu benih yang mati, benih yang tidak mendatangkan keselamatan. Kita seharusnya tidak memberikan sisa kepada Tuhan, misalkan sisa waktu, sisa duit, sisa tenaga kepada Tuhan, tapi serius memberikan hidup kita kepada Tuhan walaupun menyakitkan, mendatangkan kesukaran. Karena itu bukankah dikatakan Yesus untuk memikul salib dan menyangkal diri?
Mengikut Yesus berarti bukan sekedar mendambakan berkat Yesus, atau surga, melainkan mengikut Yesus berarti bersama Dia baik dalam suka maupun duka, dalam kebangkitan atau kematian, dalam penghormatan atau penderitaan.
Jadi mengikut Tuhan adalah suatu komitmen cinta kepadaNya. Cinta kepadaNyalah yang membuat kita bersedia memberikan segalanya dan menjalani kehidupan dengan caraNya.