Friday, May 24, 2013

Karunia Musik: Para Komponis Besar dan Pengaruh Mereka

Judul: Karunia Musik: Para Komponis Besar dan Pengaruh Mereka
Penulis: Jane Stuart Smith dan Betty Carlson
Penerbit: Momentum, 2003
Halaman: 458 halaman
Kategori: Biografi, musik, religiusitas

Musik…. Berkat terbesar bagi umat manusia demikian banyak kata orang. Musik memberikan warna pada hidup kita. Saat kita senang kita menyanyi, saat kita sedih kita menyanyi untuk mengungkapkan perasaan dan menghibur diri, saat kita jatuh cinta kita menyanyi sebagai ekspresi gejolak cinta kita, dsb.
Tidak ada salahnya kita mengenal berbagai macam musik, karena itu seperti memiliki barang berharga. Semakin banyak kita punya, semakin kita luas wawasan serta semakin dapat menikmati keseluruhan kekayaan kebudayaan.
Pada masa ini sayangnya banyak orang Kristen tidak mengenal musik klasik sebagai salah satu tipe musik yang “kaya dan dalam”. Buku ini ditulis untuk memperkenalkan orang-orang saat ini dengan musik klasik. Para pembaca tidak diharuskan untuk selalu menyukai musik klasik, namun melalui buku ini pembaca dapat memperoleh suatu pengenalan dan berkat musik yang lebih indah.

Buku ini memulai dengan peranan kitab mazmur dalam sejarah musik barat. Mazmur 98 mengilhami Isaac Watts untuk “Joy to the World” serta Mazmur 90 untuk lagu “O God, our Help in Ages Past”. Luther menciptakan “A Mighty Fortress” dari Mazmur 46. Mazmur terus dipakai sejak zaman Yesus, hingga rasul-rasul. Kemudian terus dipakai misalkan oleh Ambrosius dan Paus Gregorius I.  Pada masa Luther dan Calvin, Mazmur pun dinyanyikan, bukan sekedar dibaca. Johan Sebastian Bach dan Handel juga. Ini menunjukkan bahwa Mazmur membawa pengaruh yang besar kepada sejarah musik, nyanyian mazmur telah menjadi “garam dunia” dalam dunia musik.

Antonio Vivaldi
Hidup tidak selalu adil, tapi hidup yang bermutu akan seperti monumen. Demikian gambaran dari seorang komponis terkenal, Antonio Vivaldi 1678-1741. Ia harus meninggal dalam kemiskinan dan tanpa kemasyuran. Kuburannya tidak diketahui di mana. Musiknya tak dikenal, dilupakan dalam perpustakaan pribadi atau umum. Namun karyanya ternyata diangkat kembali 20-30 tahun kemudian oleh komponis lain bernama Bach. Dia menjadi kepala dari sekolah musik yang bekerja sama dengan biara-biara yang menampung anak-anak terlantar. Anak-anak terlantar ini lalu juga dibesarkan dengan pendidikan musik sehingga mereka menjadi anak-anak yang tumbuh besar dengan musik dan memainkan musik dengan indah. Anak-anak ini lalu seringkali muncul dalam “konser amal” dan ditonton oleh pengunjung, dan konser mereka ini sangat bagus. Vivaldi-lah yang menggubah lagu-lagu konser mereka hingga 400 konserto.
Salah satu karya terkenal dan terpopuler vivaldia adalah “four season”

Johann Sebastian Bach (1685-1750)
Bersal darikeluarga pemusik. Mereka meninggalkan Hungaria dalam suatu perang berbau agama karena mereka memilih untuk mempertahankan iman alkitabiah mereka. Bach dikenal sebagai komposer (penggubah lagu) terbesar. Dia berada di masa musik Barok. Bach lahir di kota Eisenach, Jerman; kota yang sama di mana 150 tahun sebelumnya Marthin Luther menerjemahkan Alkitab ke bahasa Jerman. Bisa dikatakan bhwa jika tidak ada seorang Luther maka tidak ada seorang Bach. Fokus kehidupan spiritual Bach adalah dalam kekristenan dan dalam pelayanan rohani melalui musik. Bach menyadari bahwa dia berhutang kepada Tuhan dan Juruselamatnya, ini menjadi motivasinya dalam berkarya. Keyakinan akan relaitas surga dikatakan membuat musiknya tidak lekang oleh waktu. Ia terus berkarya dengan alasan utama untuk kemuliaan Allah dan menyegarkan pikiran. Karyanya mempengaruhi Mozart, Beethoven, Mendelssohn, Chopin dsb.
Karya Bach disebutkan berhasil menyatukan Alkitab, musik dan sejarah menjai satu kesatuan yang menyeluruh. Mirip dengan Rembrant dalam hal lukisan yang mengungkapkan kebenaran Alkitab melalui media seni yang tinggi.
Puncak karya Bach sebagai musisi gereja adalah karya berjudul St. John Passion dan St.Matthew Passion. Dalam naskah-naskah musiknya ia kerap kali menuliskan kata-kata, “dengan pertolongan Yesus,” atau “kemuliaan hanya bagi Allah.” Ini menunjukkan bahwa karunia musiknya berasal dari Tuhan.
Dia meninggal dalam usia 65 tahun, setelah sebelumnya bergelut dengan memburuknya penglihatannya, bahkan hingga buta. Berkenaan dengan kematian dia pernah membuat lagu “Come Sweet Death” yang menunjukkan perenungannya yang mendalam tentang kematian. Dia menyambut kematian walapun dia juga takut terhadapnya. Di antara ketakutannya dan kerinduannya akan surga berdirilah suatu batu karang yang kokoh yaitu imannya kepada Tuhan Yesus. Lalu pada saat menjelang kematian di atas ranjang dia masih mendiktekan lagu terakhirnya yaitu “Before Thy Throne I Now Appear” (Di HadapanMu Tuhan Aku Sekarang Datang).

Buku ini terus menerus menyampaikan himbauan, “Kita perlu mundur agar dapat melangkah maju” yang berarti kita perlu melihat dan mempelajari sejarah agar dapat mencapai hal-hal yang lebih baik di masa depan.Ada komposer lain seperti Handel, Mozart, Beethoven, Mendelssohn, Brahms, Tchaikovsky dan lainnya. Ada 40an nama yang dibahas dalam buku ini.

Pada akhirnya kesenian (termasuk musik) adalah suatu karunia yang dimiliki manusia, karena manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Manusia menikmati keindahan kesenian karena Tuhan pun ternyata berkarya dan menciptakan dengan indah. Oleh sebab itu kesenian juga adalah suatu hal dalam kebudayaan yang harus digarap oleh orang-orang Kristen secara kreatif.
Luther mengatakan, “Musik adalah karunia dari Allah, bukan dari manusia… setelah teologi, saya memberi tempat teratas dan penghormatan tertinggi untuk musik.” Lalu dia juga pernah berkata, “Saya berkeyakinan bahwa semua kesenian, dan khususnya musik, seharusnya ditempatkan dalam pelayanan kepada Dia yang telah menciptakan dan memberikan semua itu.” Jadi seni adalah suatu ibadah kepada Tuhan, dan sepantasnya kita selalu berusaha memberikan seni yang terbaik bagi Tuhan kita.

Tinjauan akhir:
-Nampak bahwa bagi penulis buku ini perlu sekali untuk generasi saat ini selalu bersedia untuk mempelajari kekayaan seni dan sejarah di masa lalu. Musik-musik klasik ini dipandang sebagai suatu “harta” dalam dunia seni dan selayaknya diketahui oleh generasi saat ini. Musik-musik ini dipandang sebagai karya yang dibuat dengan serius, dengan pengorbanan dan penataan musikal yang baik serta dipengaruhi bahkan memberitakan tentang alkitab. Tentu saja ini kadang kala berlawanan dengan musik saat ini yang lebih cenderung bersifat hiburan, industrialis, mudah didengar dan kadangkala isinya lebih mirip dengan ajaran duniawi daripada alkitabiah.
-Kemudian buku ini juga memuat kisah hidup para komposer yang luar biasa. Kisah hidup mereka layak untuk memperkaya hidup kita pada saat ini. Hidup yang penuh perjuangan, devosi, dan iman kepada Tuhan. Buku ini bicara tentang musik, tapi kisah hidup dan lagu-lagu hasil karya mereka ternyata juga menginspirasi hidup para pembaca.
-Sangat membantu bahwa di tiap akhir bab disertakan bacaan lebih lanjut dan juga judul/nama karya-karya musik yang “terkenal” dari tiap komposer. Sehingga jika kita dapat mencarinya di internet (youtube) atau toko musik untuk mendengarkan lagu-lagu itu, sekaligus mempelajari keindahan dari karya-karya klasik ini.

No comments:

Post a Comment