Pendelegasian yang disesali
Pemimpin kadang kala begitu takutnya
dengan kegagalan, kehilangan kekuasaan atau nama buruk sehingga selalu berusaha
mengerjakan segala sesuatunya sendirian, sehingga tidak mungkin ada yang salah.
Atau terlalu rewel dalam mengatur detail pekerjaan seperti yang dia mau
sehingga bawahan stress. Penulis mengajar agar pemimpin belajar mendelegasikan
tugas dengan tepat. Artinya adalah memberikan kebebasan kepada bawahan
bagaimana tugas-tugas dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan dan kesiapan
bawahan itu. Tugas pimpinan adalah mengawasi pendelegasian itu. Jika ada yang
salah beri tahu; jika tiba-tiba kurang motivasi, maka pimpinan turun memberi
semangat; jika ketrampilannya kurang maka melatihnya.
Kekacauan komunikasi
Pemimpin seringkali gagal untuk
mengembangkan kemampuan komunikasi dengan pengikutnya. Padahal dengan
komunikasi yang baik, pengaruh seorang pemimpin dapat merasuk pada pengikutnya.
Melalui komunikasi yang baik maka empat hal ini dapat menjadi jelas dan masuk
dalam diri pengikut, yaitu visi dan nilai-nilai kelompok, rantai komando,
struktur organisasi dan uraian pekerjaan. Intinya, dengan mengembangkan
kemampuan komunikasi, seorang pemimpin dapat meningkatkan pengaruhnya kepada
para pengikut yang berimbas pada peningkatan organisasi/perusahaan.
Tidak memahami budaya
Pemimpin seringkali mengalami konflik
saat tidak memahami budaya dari organisasi atau perusahaan dimana dia berada.
Oleh sebab itu untuk menghindari konflik yang tidak perlu maka perlu untuk
mengenali budaya dimana ia memimpin. Setelah mengenali dia bisa bersikap dengan
lebih bijak sembari mengadakan pembaharuan terhadap aspek-aspek dari budaya
yang dapat menghambat kemajuan. Budaya ini akan sangat menentukan model
pemimpin dan pekerja seperti apa yang cocok untuk organisasi/perusahaan tertentu.
Sukses tanpa pengganti
Finzel mengingatkan kita sekali lagi
akan pepatah, “seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang pemimpin yang
meninggalkan (telah menghasilkan) pemimpin-pemimpin lain pada waktu ia
turun/mangkat”. Banyak pemimpin yang gagal sehingga mereka terlalu lama
bertahan dalam posisinya, padahal pemimpin yang terlalu lama bertahan lebih
banyak merusak (hal 177). “Membimbing” adalah kata kunci dari suksesi pemimpin.
Seharusnya seorang pemimpin membesarkan pemimpin lain seperti membesarkan anak,
dimotivasi oleh kasih sayang dan harapan, bukan membesarkanpemimpin lain
seperti membesarkan budak, yaitu supaya tunduk selalu dan melayani kebutuhan
tuannya.
Tidak focus ke masa depan.
Para pemimpin seringkali terkesima
dengan pencapaiannya sendiri sehingga tidak sadar bahwa waktu telah berlalu dan
pemimpin baru serta masa depan mendekat dengan cepat. Perubahan, itulah hal
yang perlu untuk diingat terus. Perubahan sedang dan terus terjadi, pemimpin
harus siap menahkodai perusahaannya menuju lautan masa depan dan nahkoda ini
haruslah berani untuk bermimpin membawa kapalnya menuju tempat-tempat yang baru
(bukannya mengingat terus dari pelabuhan mana kapal ini berlayar). Akhir kata
seorang pemimpin menciptakan visi dan arah menuju masa depan dengan
memperhatikan hal-hal yang berubah baik itu perubahan zaman, komposisi
pengikut, kebutuhan masyarakat dll (hal 215).