Friday, February 22, 2013

Dengan mata menatap ke Yesus


Judul: Dengan mata menatap ke Yesus
Penulis: Eka Darmaputera
Penerbit: BPK Gunung Mulia

Pdt. Eka darmaputera adalah seorang pendeta yang sangat terkenal dalam dunia kekristenan di Indonesia. Dia terus melayani Tuhan hingga akhir hayatnya pada tahun 2005 pada umur 62 tahun karena sakit kanker hati. Ini adalah salah satu dari beberapa buku kumpulan khotbah Pdt. Eka.

Dalam bukunya ini ada 23 khotbah dari pendeta Eka.
Dalam khotbah “hati baru” dia mengajak kita untuk merenungkan tentang kata perjanjian dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. Apa maksudnya perjanjian ini? Ini menunjukkan hubungan antara Tuhan dan manusia sebagai hubungan yang terikat perjanjian “covenantal relationship. Artinya ini adalah perjanjian yang kudus. Dalam Yer 31:31 dikatakan bahwa Allah akan menjadi Allah mereka yang menunjukkan bahwa Tuhan mengikatkan diri kepada manusia untuk menjadi Tuhan, Allah, pelindung mereka. Dan kamu akan menjadi umatku. Ini juga tidak berarti bahwa jika kita layak maka Allah baru menjadi Allah kita. Perjanjian ini dimulai oleh Allah dan kita menjadi umatNya karena Dia yang memulai perjanjian itu. Namun jika kita tidak bersikap sebagai umatNya maka perjanjian itu menjadi batal. Namun jika kita menerima anugerah perjanjian ini maka kita akan diberikan hati baru.

Dalam khotbah mengenali kehendak Tuhan penulis menegaskan pentingnya kita untuk menggumuli atau mencari kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan jarang datang tiba-tiba dan mengatakan ya atau tidak untuk hal yang akan kita putuskan.
Berdasarkan kisah dari Eliezer hamba Abraham di Kejadian 24 dia menggali bahwa pertama untuk mengetahui kehendak Tuhan maka kita harus tahu kehendak Tuhan yang umum, yang prinsip, yang pokok, yang berlaku di mana saja dan kapan saja.
Kemudian yang kedua adalah mengenali apa yang tidak dia kehendaki. (misal korupsi dll)
Ketiga adalah menggunakan akal dan rasio. Cari yang paling benar, paling baik, paling menyejahterakan jiwa dan paling menjanjikan masa depan yang penuh harapan.
Yang keempat adalah akal manusia ada batasnya jadi perlu untuk selalu berdoa , meminta petunjukNya.

Ada juga khotbah “Tuhan atas pernikahan” , “Mars dan venus”,  “bergandengan tangan menyongsong masa depan” dan “Tak terceraikan” yang pas untuk kondisi pernikahan saat ini dan menjadi gejala di daerah ini.

Dalam khotbah yang terakhir dalam buku ini pendeta Eka menunjukkan bahwa bencana adalah sesuatu yang melanda siapa saja, tanpa memandang agama, ras, status sosial. Oleh sebab itu dalam menghadapi  bencana jangan memandang perbedaan yang ada. Dalam menghadapi  bencana yang ada maka belajar dari kisah Abraham di Kejadian 12 maka dalam menghadapi dan menyelesaikan bencana jangan mencari pemecahan yang “mumpung” alias jangka pendek alias instant.  Pemecahan masalah harus selalu memikirkan jangka panjang bahkan hingga konsekuensinya nanti di surga. Pemecahan masalah juga tidak boleh hanya mementingkan “aku” alias egois. Bukankah banyak korban jatuh dalam kebakaran bukan karena api tapi karena terinjak oleh orang lain.

Buku ini adalah buku yang layak dibaca oleh jemaat untuk memampukan jemaat memiliki bimbingan yang praktis tapi alkitabiah dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Bahasanya tidak berat tapi pemikirannya dalam dan menyeluruh alias tidak menggampangkan masalah yang ada (tidak simplistik). Iman jemaat dapat tumbuh dengan baik tidak hanya dalam pikiran tapi juga dalam tindakan.

Friday, February 15, 2013

Crazy Love bagian 2



Judul : Crazy Love
Penulis: Francis Chan
Penerbit: David C. Cook USA

Dalam bagian setengah kebelakang dari bukunya, Franchis Chan semakin tajam dalam menyampaikan pesannya.
Berdasarkan crazy love maka Chan menyatakan bahwa seharusnya orang Kristen selalu memandang kehidupan yang terbaik itu bukan di dunia ini, tapi di dunia yang akan datang, di kerajaan Allah. Oleh sebab itu dia secara lebih tajam mengajak pembaca untuk mengoreksi gaya hidup yang lebih mengutamakan kekayaan dunia ini. Kekayaan dunia ini seharusnya dipakai untuk menolong orang lain atau orang lain yang membutuhkan. Dia mendampakan seperti firman Tuhan, “yang mengumpulkan lebih tidak kelebihan, yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan”.
Beberapa contoh ekstrim diberikan seperti “life to the median” yaitu gerakan untuk hidup dengan penghasilan rata-rata masyarakat, kalau dapat lebih maka disumbangkan. Lalu ada juga kisah orang yang saat keuangan mulai berkurang malah memberikan persembahan lebih besar, sebelumnya 20% untuk persembahan, setelah mengalami kesulitan keuangan malah memberikan 30%.

Penulis kemudian membawa lebih dalam lagi, tatkala orang Kristen mengerti crazy love Tuhan maka seharusnya dia terobsesi dengan cinta Allah. Ciri-ciri orang yang terobsesi oleh Tuhan menurut penulis adalah:
-          Pengasih (Lovers)
-          Berani mengambil resiko
-          Berteman dengan orang miskin dan susah
-          Sering dikira gila karena mengikuti perintah Allah daripada mengikuti kebiasaan duniawi
-          Rendah hati, mewaspadai dosa kesombongan
-          Suka pelayanan bukan karena tugas tapi karena cinta Tuhan
-          Suka member
-          Sabar hidup di dunia sebagai pendatang dan selalu rindu ke rumah Allah.
-          Selalu terpesona akan Tuhan
-          Transparan terhadap Allah
-          Memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan
-          Memiliki sukacita dari dalam diri, tidak tergantung keadaan
-          Selalu bersyukur

Semua yang dia tulis kadang-kadang lebih seperti sesuatu yang tidak mungkin. Maka kemudian dia menuliskan beberapa tokoh yang menghidupi cinta kepada Tuhan dengan sepenuh hati.  Contoh terakhir adalah jemaatnya yang mengurungkan niat untuk membangun gedung gereja baru dan memilih mendirikan aula terbuka untuk ibadah sehingga mereka dapat menghemat biaya sebesar 20 juta dollar (200 miyar rupiah) bagi orang lain yang membutuhkan. Dituliskan bahwa, “akan ada waktu dimana tidak menyenangkan/tidak nyaman untuk beribadah di aula terbuka, tapi akan ada sukacita bahwa kami duduk di aula yang dingin agar orang lain yang susah mendapatkan kehangatan melalui selimut yang kami berikan.”

Jadi buku ini mengajak kita untuk merenungkan hidup kekristenan kita. Apakah kita sama seperti orang-orang lain atau kita berbeda dalam Kristus. Apakah ada perbedaan waktu kita beriman atau tidak. Crazy love Tuhan juga seharusnya merasuk dalam kita menurut penulis. Jika Tuhan tidak hutang apa-apa tapi rela menanggung dosa dan menyelamatkan manusia maka itu cracy love. Apakah kita juga crazy love, tatkala ada orang yang susah dan kita tidak ada urusan dengan dia apa sikap kita? Jika kita mau mempedulikan dan menolong dia maka itulah crazy love.

rsksarebu.blogspot.com