Saturday, April 14, 2012

DOA: Bisakah membuat perubahan?


DOA: Bisakah membuat perubahan?
Siapa yang diubah oleh Doa? Kita, Allah atau keduanya?

Penulis oleh Philip Yancey, diterbitkan dalam terjemahan bahasa Indonesia oleh BPK Gunung Mulia. Buku yang ditulisnya banyak yang telah mendapatkan penghargaan. Seorang jurnalis tapi pernah mengecap pendidikan di sekolah teologia. Ia seorang yang sangat menikmati alam, suka naik gunung juga, disisi lain dia juga suka membaca dan musik.

Saat seorang mahasiswa program doktorat di Princeton bertanya "Apalagi yg tersisa di dunia ini
untuk dapat menjadi penelitian disertasi yang orisinal? Albert Einstein,menjawab, "Cari tahu tentang doa. Harus ada yang mencari tahu tentang doa."

Yancey mengatakan bahwa dia mendekati isu doa ini dari sudut pandang seorang peziarah. Sebagai seorang yang bukan sekedar mengajari tapi juga terlibat dalam perjalanan rohani untuk mengenali doa.

Doa nampaknya adalah kebutuhan dasar manusia, seperti yang digambarkan alkitab bahwa kita adalah gambar dan rupa Allah sehingga merindukan hubungan dengan Allah/illahi. Di kelompok manusia terpencil ada doa, di semua agama ada doa, bahkan di Uni Soviet yang komunis pun ada pojok doa kepada Lenin. Meskipun harus kita akui bahwa kita merasa bahwa doa adakah hal yang penting namun seringkali kita tidak merasa puas dengan doa kita.

Bagi Yancey, seringkali ada godaan timbul, yaitu ,mengapa berdoa? Yancey menemukan jawabannya dalam Alkitab:
- Karena Tuhan Yesus Kristus berdoa.
Jika sang Anak Allah sepanjang hidupnya terus berdoa dalam segala tempat dan situasi mengapa kita tidak berdoa? Yesus menunjukkan pentingnya berdoa dalam kehidupanNya.
- Persahabatan dan dialog antara Allah dan manusia.
 Abraham disebut “sahabat Allah” dan Daud disebut “kesayangan” serta murid-murid Yesus disebut “sahabat”(mis.Yoh 15:15). Melalui doa tercipta hubungan dan persahabatan antara kita manusia yang ditebus dengan TUHAN.

Saat kita memiliki hubungan dengan Tuhan maka kita perlahan-lahan juga akan memiliki sudut pandang atau cara pandang Allah. Sudut pandang atas (pengalaman Yancey melihat bumi dari atas gunung) atau bawah (saat Yancey dari bawah melihat langit penuh bintang) menyadarkan kita bahwa kita begitu kecil dan tidak memiliki kontrol atas hidup kita, sehingga selayaknya dalam doa kita menemukan perspektif Allah dan dalam doa kita selalu diingatkan akan hal ini (bahwa Allah ada dan Dia bekerja) walaupun kita sedang sibuk.

Sayangnya seringkali ada tipuan iblis atau salah persepsi dalam berdoa. Seringkali kita berusaha berdoa dengan kesempurnaan palsu. Sehingga akhirnya doa menjadi tidak memuaskan hasrat jiwa kita. Ada beberapa hal yang nampak tabu tapi diterima allah dan menjadi hal-hal yang dapat memuaskan jiwa:
- Rasa bersalah. Allah menerima orang berdosa, ia menerima rasa bersalah kita. Jika kita berdosa, jangan menjauh, Tuhan bersedia menerima rasa bersalah kita.
- Ketidakberdayaan. Allah menerima orang yang merasa tidak berdaya. Ungkapkan perasaan tidak berdaya anda kepada Allah dalam doa (tidak berdaya melawan dosa baik dosa seksual, dosa mabuk, dan dosa-dosa lain; tidak berdaya menyelesaikan masalah)
- Kerendahan hati. Allah menerima orang yang memiliki kerendahan hati, yang bukan mau mengajari dan mengatur Tuhan.
- Keraguan. Allah menerima doa kita yang berisi keraguan hati kita. Bicarakan saja keraguan kita kepadaNya.
- Kejujuran dan terbuka bagi allah. Doa bukan untuk menutupi kondisi dan isi hati kita. Justru dalam doa kita bisa sejujur-jujurnya kepada Allah. Allah suka jika kita dengan sengaja mengutarakan isi hati kita, karena itu berarti kita percaya dan berserah padaNya.

Hubungan dengan Allah pastilah tidak mudah, seperti hubungan dengan pasangan hidup atau
pun anak yang seringkali menyenangkan tidak menyenangkan, kadang2 kala jelas lain kali kabur.
But don’t give up…. Karena Dia ada selalu bagi kita.

Kesimpulannya adalah :
Melalui doa kita lebih mengenal Allah, apa kehendaknya, apa bimbingannya melalui doa bukan sekedar minta-minta atau kepentingan manusia. Doa adalah suatu hubungan pribadi dengan Allah. Melalui hubungan dengan Allah melalui doa-doa maka sudut pandang Allah perlahan-lahan akan menjadi bagian dari diri kita.

*Penjelasan
Sudut pandang: adalah cara kita memandang dan memahami sesuatu.
Misalkan: seorang anak minta permen ke orang tua namun tidak diberikan.
Sudut pandang anak adalah “orang tua ku pelit, tidak sayang aku, egois” sedangkan sudut pandang orang tua adalah “anakku ini tidak tahu bahwa permen ini bisa membuat dia sakit gigi lagi, bisa membuat dia malas makan dan akhirnya sakit. Aku tidak akan memberikan dia permen agar dia tetap sehat. Aku menyayanginya sehingga aku tidak ingin dia sakit.”
Inilah sering terjadi perbedaan sudut pandang. Demikian juga sudut pandang manusia dengan sudut pandang Allah.

2 comments:

  1. Bukankah kalau doa dengan marah2 itu dosa karena tidak menghormati Tuhan?? thanks...
    _Johan_Samrat

    ReplyDelete
  2. terima kasih atas pertanyaannya. menurut Yancey justru Tuhan menginginkan "kedekatan" dengan umatNya. itulah sebabnya Yesus datang untuk menebus dosa kita, agar kita dapat mendekat lagi ke hadiratNya yang kudus. kedekatan termasuk komunikasi yang jujur, baik ucapan syukur maupun keluhan, baik rasa senang atau sedih dan marah. jadi lebih menghormati Tuhan jika kita doa dengan jujur daripada jika tidak pernah berbicara dengan dia/hanya berdoa basa basi.God bless!

    ReplyDelete