Wednesday, April 4, 2012

5 Bahasa Kasih Untuk Remaja

5 bahasa kasih untuk remaja

Yang lalu telah dibahas tentang peranan bahasa kasih terutama untuk suami-istri

Sekarang antara orang tua dengan remaja. Dalam buku "Lima bahasa kasih untuk remaja," diterbitkan oleh Interaksara, Batam Centre, 2003.

Pendahuluan

Masa remaja tidak bisa dipungkiri adalah masa yang sangat sulit bagi orang tua. Mungkin saat anak kecil sulitnya adalah capai di fisik. Tapi setelah masa remaja capai di emosi. Remaja suka memberontak, suka berdebat, sudah bisa “kabur”, tidak mau diatur dan dinasehati, itulah beberapa pendapat dan pengalaman terhadap anak remaja mereka. Orang tua merasa begitu lemah, sakit hati, cape mental dalam “mengontrol” anaknya.

Chapman setuju bahwa remaja dulu dengan remaja sekaranga ada sama, ada beda.

Samanya adalah:

-Menghadapi perubahan fisik serta mental

-Memasuki masa nalar

-Menghadapi moralitas serta nilai-nilai pribadi

-Memikirkan tentang seksulitas serta pernikahan

-Mempertanyakan masa depan

Bedanya adalah:

-Teknologi

-Pengetahuan serta pengeksposan tentang kekerasan

-Keluarga yang terpecah belah

-Pengetahuan serta pengeksposan tentang seksualitas

-Moral netral dan nilai-nilai religius yg memudar

Pentingnya kasih orang tua:

Ternyata orang tua adalah pihak yang sangat berpengaruh bagi remaja! Walaupun mereka suka dengan teman, tapi pada dasar hatinya mereka merindukan dan membutuhkan kehadiran orang tua mereka. Inilah hasrat remaja/kebutuhan mental remaja kita berkenaan dengan hubungan dengan orang tua.

-Hasrat remaja akan hubungan. Mereka membutuhan kehadiran ortu, komunikasi dengan ortu

-Hasrat remaja untuk diterima. Kuasa(positif) merasa diterima…dan ditolak (kuasa negatif).

-Hasrat remaja untuk dipupuk. Remaja ternyata masih merasa perlu dibimbing diarahkan (terutama rohani)

-Hasrat remaja untuk dikasihi/disayang.

Pembahasan/Isi

Ada lima bahasa kasih untuk remaja:

1. Kata-kata penegasan/positif (Word of affirmation)

Kata pujian yang tulus dan spesifik terhadap hasil atau upaya terbaiknya; kata sayang; dan penegasan di depan keluarga.

2. Waktu kebersamaan yang berkualitas (Quality time)

Kontak mata, fokus bukan nyambi, dengarkan perasaan dari ceritanya, amati bahasa tubuhnya, jangan interupsi, ajukan pertanyaan yg bersifat umpan balik, ekspresikan pengertian, minta izin untuk mengemukankan perspektif anda dengan “pernyataan ayah/ibu pikir/merasa….” .

3. Sentuhan fisik (Physical Touch)

Terutama di lingkungan sendiri (keluarga) bukan di public.

Ungkapkan tidak suka, sedih, kecewa sukacita dengan sentuhan yang tepat.

4. Tindakan pelayanan (Act of service)

Bersifat cuma-cuma, memberikan teladan saling mengasihi (timbal balik).

5. Hadiah (Gift)

Hadiah adalah bukti berwujud dari kasih emosional. Lebih baik dengan “upacaranya”. Hadiah sesuai minat, pribadi dan kesayangan.

Cara menemukan bahasa kasih yang utama:

1. Banyaklah bertanya!

Kunci pembuka 1: “apa yang kamu inginkan?” ingin ayah berubah?, ingin apa agar kamu senang? Ini akan menunjukkan keinginan hatinya dan bahasa kasih yang dia butuhkan.

Kunci pembuka 2: “siapa sahabat terbaik?” “mengapa kamu merasa ia yg terbaik?” Dia akan membukakan alasan-alasan menyukai sahabatnya itu. dari alasan-alasan itu kita akan menemukan bahasa kasihnya.

2. Adakan pengamatan

3. Bereksperimenlah

Tidak semua akan langsung beres karena remaja akan tetap mencari identitas dan kemandirian mereka sendiri. Yang penting adalah kita terus mengasihi (dengan bahasa kasih mereka) dan menekankan tanggung jawab dari anak remaja kita (termasuk batasan-batasan apa yang orang tua tetapkan bagi anak remajanya). Sisanya kita serahkan kepada Tuhan yang akan menyempurnakan apa yang telah orang tua kerjakan.


No comments:

Post a Comment