Judul: Intervensi Adikodrati: Sembilan kisah nyata mukjizat
Editor: Sid Roth dan Linda Josef
Penerbit: Waskita Publishing, Jakarta, 2011
Ada beberapa
pengajaran bahwa mujizat-mujizat dalam Alkitab, terutama dalam PB, adalah
hal-hal yang telah berhenti pada zaman rasul-rasul. Saat ini, kisah-kisah
mujizat dalam Injil itu hanyalah menyampaikan kebenaran-kebenaran rohani, bukan
jasmaniah lagi. Ada juga ketakutan bahwa mujizat-mujizat yang ada berasal dari
iblis sehingga mendatangkan penyesatan. Sebagian lagi menyatakan bahwa Allah
bekerja melalui medis (dokter dan obat-obatan).
Buku ini
menantang pikiran dan pengajaran di atas. Mencoba untuk memaparkan pengertian
dan kesaksian bahwa Allah masih bekerja dalam mujizat kesembuhan bagi umatNya
pada masa kini. Editor buku ini sendiri adalah seorang Yahudi yang kemudian
percaya kepada messiah Yeshua/Yesus dan
menaruh perhatian tentang mujizat kesembuhan yang dilihat dan dialami istrinya.
Menurutnya Allah melalui Yesus Kristus telah menanggung dosa, kutuk dan
penyakit dari manusia, sehingga manusia dapat dibebaskan dari sakit penyakit.
Bahkan kuasa penyembuhan ini juga adalah cara untuk mengabarkan injil
keselamatan bagi orang lain.
Sebelum saya
beranjak lebih jauh, saya akan menyampaikan alasan kenapa buku ini diresensi.
Penerbit buku ini dalam pantauan kami menerbitkan buku-buku yang sebenarnya
bersifat teologis dan teologi yang bersifat non-kharismatik/pantekostal. Justru
itu kemunculan buku ini menarik minat untuk diselidiki, mengapa buku ini muncul
dengan karakter yang sangat berbeda dari buku-buku terbitan yang lain.
Ada 9 kisah
kesaksian insan manusia yang dituliskan di dalam buku ini, dari berbagai macam
penyakit dan latar belakang. Ada yang ketakutan, ada yang kutuk keturunan
(emosional, narkoba), ada yang cacat, ada yang tulang rapuh, ada yang bayi
tidak sempurna otaknya. Nah menurut buku ini penyakit-penyakit berasal dari
iblis dan iblis memberikan penyakit untuk menghancurkan sukacita dan damai
sejahtera umat manusia.
Ringkasan
dari prinsip dari mujizat penyembuhan menurut buku ini adalah
1.
Allah menginginkan umatnya sehat. Dan Yesus Kristus
adalah penyelamat yang menanggung baik dosa dan sakit kita. Yesus menyembuhkan
roh dan tubuh kita.
2.
Hadirat Allah dan hubungan dengan Allah lewat
doa dan penyembahan adalah lebih penting dari kesembuhan/mujizat yang dicari.
3.
Mujizat dan penyembuhan adalah dua hal yang
berbeda. Mujizat adalah suatu penyembuhan yang instant dan penyembuhan adalah
suatu mukjizat yang bertahap (hal 18). Jadi proses penyembuhan telah dan terus
terjadi tatkala kita percaya, akan sempurna pada waktunya nanti.
4.
Kepercayaan (iman) yang diikuti ketekunan adalah
hal yang kunci dalam membuka kuasa penyembuhan dari Allah.
5.
Percaya bahwa Firman Allah adalah kebenaran yang
kekal. Ucapkan dan ulang terus menerus dalam pujian, doa dan penyembahan.
Meditasikan dengan mengucapkan dengan suara kuat.
6.
Jagalah hati anda. Isilah dan pikirkan hal-hal
yang benar, mulia, adil, suci, manis didengar, kebajikan dan patut dipuji.
Berikan pengampunan yang tulus dari hati anda.
7.
Tekun dan tidak pernah menyerah! Dikatakan,
“pelayanan penyembuhan bukan seperti aturan di mana tiga kali anda salah pukul
anda keluar. Anda hanya akan keluar jika anda menyerah. Tetap lakukan sampai
anda melihat penyembuhan terwujud. Iman alkitabiah sejati tidak pernah menyerah.”
8.
Iblis akan terus menyerang iman kita, baik
dengan kesakitan, atau dengan kata-kata yang melemahkan iman. Tapi kita tidak
boleh kalah dan menyerah terhadap serangan iblis. Terus lawan dengan firman
Tuhan dan doa sampai dia lari dari kita.
Ada beberapa hal yang
prinsip/mendasar yang tidak sependapat dengan pemahaman peresensi, seperti
-Dari mana asal penyakit? Apakah benar
setan sebagai satu-satunya penyebab penyakit, ataukah sebenarnya penyakit itu juga bisa berasal
dari kondisi alamiah (virus, bakteri).
-Yang Allah buat untuk satu dia buat
untuk semua. (hal.82). Tapi mengapa di Alkitab kita melihat ada perbedaan? Misalkan
Petrus dibebaskan dari penjara, sementara Yakobus dipenggal Herodes.
-Kesaksian dari salah satu
kontributor tentang perjamuan kudus sebagai sarana untuk sembuh. Menurut hemat
peresensi hal utama perjamuan kudus adalah “sebagai peringatan akan Aku”.
Namun beberapa kesaksian juga memuat
kesamaan dengan prinsip dari pengajaran yang “Kristen injili” (Christian Evangelical Church) seperti
-
Dalam mencari kesembuhan yang paling penting dan
utama adalah mencari Allah, menjalin
relasi yang intim dan menyembah-Nya. Sang penyembuh lebih penting dari kesembuhan.
-
Kita tidak berkuasa untuk mengubah
diri/menyembuhkan diri, jadi kita bergantung
penuh pada dia untuk mengubah dan menyembuhkan kita.
-
Fakta medis adalah hal yang layak diterima,
pengobatan medis adalah hal yang digunakan Allah untuk menyembahkan. Tapi fakta
medis bukanlah penentu nasib kita, dan pengobatan medis bukanlah satu-satunya
cara Allah menyembuhkan dan memulihkan. Fakta medis diterima, tapi fakta medis
juga tidak dapat mengalahkan Firman Tuhan yang supranatural/adikodrati.
-
Kehidupan yang sudah disembuhkan Allah harusnya
menjadi kehidupan yang bersaksi tentang Kristus dan melayani orang lain.
Kesimpulan:
-
Buku ini memang belum menjadi jalan tengah bagi
pengajaran “kharismatik” dengan “protestan”, bisa menimbulkan kontroversi. Tapi
bagi yang sudah matang iman dapat menemukan kebenaran-kebenaran yang penting
disana.
-
Peresensi sendiri memiliki pandangan “untuk
tidak berhenti berjuang hingga Tuhan yang memutuskan.” Manusia berjuang dan
berdoa, tapi keputusan akhir ada pada Tuhan. Kewajiban rohani kita adalah “percaya
dan bermohon” terus menerus kepada-Nya, keputusan akhir adalah hak dari Allah.
No comments:
Post a Comment