Judul:
Skandal Hati Nurani Kaum Injili: mengapa hidup
orang-orang Kristen serupa dengan dunia?
(The Scandal of the Evangelical Conscience)
(The Scandal of the Evangelical Conscience)
Penulis: Ronald J. Sider
Penerbit: Perkantas Jawa Timur, 2007
Pada bagian tengah bukunya dia membahas tentang pesan-pesan
di kitab-kitab perjanjian baru dan dia menunjukkan bahwa banyak pesan-pesan
khotbah sekarang sudah meleset dari berita inti dalam kitab-kitab perjanjian baru.Menurutnya yang dituntut adalah keselamatan yang mewujudkan
diri. Ada dokumen pada pada masa orang Kristen mula-mula yang menunjukkan bahwa
pola hidup orang-orang Kristen berbeda dan tidak sama dari pola hidup
orang-orang lain. Dituliskan oleh Yustinus Martir,
“Mereka-mereka yang dulunya sangat suka kepada percabulan
kini memegang kesucian hidup, …kami yang dulunya sangat suka kepada kelimpahan
harta benda dan hak milik sekarang…berbagi dengan setiap orang yang dalam
kekurangan; kami yang dulunya saling membenci dan saling membunuh dan tidak
pernah ingin bergaul dengan orang-orang yang berbeda suku dengan kami karena
kebiasaan yang berbeda, sekarang, sejak kedatangan Kristus, hidup akrab dengan
siapa saja dan bahkan berdoa bagi musuh-musuh kami."
Berapa analisa mengapa skandal ini terjadi:
-
Masuknya injil murahan. Lahir baru sebagai sesuatu
yang mudah dan menguntungkan.
Iman Kristen sebagai sesuatu yang tidak
merugikan, keamanan kekal tanpa sesuatu ditanggalkan, tidak ada tuntutan d masa
depan, hanya persetujuan lisan yang sederhana. Tidak bicara tentang perubahan
hidup. Mengapa tidak menerima asuransi keselamatan tanpa biaya.
-
Ada beberapa doktrin yang diselewengkan, misalnya tentang doktrin keselamatan. Keselamatan itu penting, hidup benar itu kurang penting/tambahan saja, bisa ada bisa tidak. Padahal pembenaran dan pengudusan
kedua-duanya adalah bagian sentral dari pengajaran Alkitab atas injil dan
keselamatan.
-
Injil sebagai kabar baik seringkali direduksi
menjadi kabar baik bahwa Allah telah menyelamatkanmu dari dosa dan kematian.
Tapi sebenarnya injil sebagai kabar baik adalah hubungan manusia dengan Allah
yang dipulihkan. Jadi meliputi penyelamatan, tapi juga meliputi perubahan diri
menjadi seperti Allah di surga.
-
Keselamatan: bukan sekedar mengakui Yesus dan
diselamatkan dari neraka. Digambarkan bahwa perkataan Juru selamat di injil ada
16 kali. Sedangkan kata Tuhan/Tuan/Lord dikenakan sebanyak 420 kali. Artinya
keselamatan itu menerima berkat keselamatan dari Juru selamat, sekaligus
menuankan/tunduk pada sang Tuan.
-
Manusia: seringkali bagian terpenting manusia
dianggap adalah jiwa dan Tuhan selalu berurusan dengan jiwa, sehingga
seringkali dalam penginjilan yang disebut adalah mencari dan menyelamatkan/memenangkan
jiwa-jiwa yg terhilang. Dalam pemahaman Alkitab, setiap pribadi adalah sebuah
persekutuan antara tubuh dan jiwa. Itulah sebabnya injil Yesus tidak hanya
menyembuhkan jiwa tapi juga tubuh.
-
Dosa menjadi sesuatu yang jarang lagi
disampaikan. Lebih banyak kepada penghiburan, pemulihan, kesembuhan. Dosa juga
individu dan sosial/struktural.
Gereja
diajak untuk memiliki budaya alternatif, yaitu menolak gelombang relativisme,
materialisme dan individualisme.
Gereja
diajak: 1. Yesus adalah sumber; 2. Gereja dipanggil menjadi kudus; 3.gereja
sebagai komunitas(keluarga) 4.komunitas penanding budaya; 5. Tanggung jawab dan
kebersediaaan bersama. 6.dalam Roh kudus dan doa.
Namun tetap ada kabar bahagia bahwa ada kemungkinan kita
menjadi umat kudus Allah
-
Kaum injili mencapi angka pemberian tertinggi
sebesar 29% bahkan lebih dari kalangan katolik sebesar 22% (ini data, bukan
pendiskreditan kepada katolik, harap maklum)
-
Mereka yang memiliki komitmen religious yang
tinggi didapati 3x lebih banyak dalam melayani orang-orang kesusahan daripada
yang memiliki komitmen religious rendah.
-
Mereka yang terlibat sangat aktif dalam kegiatan
gerejawi atau tempat-tempat persekutuan hampir 4x lebih banyak dalam memberi
bantuan sukarela dibanding yang tidak aktif.
-
Jumlah orang yang memiliki cara pandang alkitabiah
juga cenderung lebih banyak beribadah, baca alkitab, menginjili.
-
Perilaku berbeda yang ditunjukkan oleh
orang-orang Kristen yang memiliki cara pandang alkitabiah menggarisbawahi
pentingnya teologi.
-
91% orang Kristen lahir baru tidak memiliki cara
pandang alkitabiah, namun mereka sebenarnya sangat merindukanadanya pertumbuhan
rohani.
Kesimpulan akhir:
Keadaan tidaklah seburuk seperti keadaan awalnya. Iman
alkitabiah memberi sebuah pembedaan substansial (meskipun tidak cukup) dalam
hidup-hidup orang Kristen yang memiliki komitmen sungguh-sungguh. Dan sesungguhnya hampir semua
orang Kristen nominal/orang kristen biasa-biasa nampaknya terbuka terhadap pertumbuhan rohani.
No comments:
Post a Comment