Wednesday, August 21, 2013

Baptisan dan Karunia Roh Kudus



Judul: Baptisan dan Karunia Roh Kudus
Penulis: Stephen Tong
Penerbit: LRII/Momentum 1996
Jumlah halaman: 164 


Penulis buku ini mengajak umat Kristen untuk berpikir baik-baik, apakah semua kuasa supranatural berasal dari Allah. Apakah kejadian-kejadian supranatural di gereja, yang dilakukan oleh pendeta, yang terjadi saat berdoa dan memuji Tuhan adalah pasti berasal dari Tuhan? Fenomena-fenomena supranatural memang kerap diharapkan terjadi saat seseorang mengalami “baptisan Roh Kudus” , serta diharapkan orang yang “dipenuhi Roh Kudus” mengalami kejadian supranatural seperti bahasa lidah dan bernubut. Namun penulis buku ini mengingatkan bahaya dari “suka hal-hal fenomenal atau supranatural” ini.

Berkenaan dengan topik utama buku ini maka dijelaskan tentang 7 (tujuh) kali istilah “Baptisan Roh Kudus” dalam Alkitab. Banyak keyakinan tentang perlunya baptisan Roh Kudus berasal dari kutipan di Kitab Kisah para rasul. Padahal kejadian turunnya Roh Kudus yang fenomenal (luar biasa) berkaitan dengan peristiwa turunnya Roh Kudus di Kisah Para Rasul dan perintah menjadi saksi Tuhan dari Yerusalem hingga ke ujung bumi. Kesimpulan dari pembahasannya adalah baptisan Roh kudus tidak terulang dalam sejarah karena kejadian itu untuk menunjukkan persatuan orang Kristen dengan tubuh Kristus pada saat itu (dalam konteks Yerusalem hingga ke ujung bumi). Baptisan Roh Kudus seperti dalam Kisah Para Rasul bukan keharusan yang terus terjadi dalam Kekristenan saat ini.

Baptisan Roh Kudus yang benar sebutannya adalah dibaptis dengan Roh Kudus/di dalam Roh Kudus, karena yang membaptis adalah Kristus. Jadi barang siapa mengakui dosa-dosanya dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat maka Yesus membaptis orang tersebut dengan Roh Kudus sehingga dosanya diampuni serta menjadi bagian dari kerajaan Allah.

Apakah perlu baptisan ulang? Terutama dari yang baptisan percik untuk dibaptis selam. Dalam buku ini dijabarkan bahwa ada dasar alkitab untuk baptisan percik. Jadi baptisan percik itu sah dan alkitabiah, tidak perlu baptis ulang, apalagi jika sudah dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Perlukah gejala-gejala “fantastik” saat penerimaan Roh Kudus (glosolalia, ketawa-ketawa)? Yang perlu adalah pertobatan kepada Tuhan, tidak ada manifestasi lain yang mutlak. Karunia Roh Kudus bukan untuk pamer tapi untuk pelayanan dalam gereja, jadi karunia Roh bukan sekadar bahasa Roh dan nubuat saja, tapi masih banyak yang lain. Bahasa roh juga bisa tapi ada syaratnya jika di jemaah, yaitu teratur dan ada yang menerjemahkan.

Adalah kerasukan Roh Kudus? Bisakah orang sebut diri Yesus atau Tuhan saat kerasukan Roh. Bisakah seseorang fungsi intelek dan diri hilang lalu saat dikontrol oleh Roh Kudus? Berdasarkan kesaksian alkitab hal ini tidak terjadi kepada orang yang benar-benar dipakai oleh Tuhan. Roh kudus tidak menghancurkan identitas pribadi seseorang, Roh kudus juga tidak merasuki orang.

Ada tanya jawab ada di bagian akhir berkenaan dengan baptisan dan karunia Roh Kudus, terutama tentang ajaran-ajaran populer.

+Buku yang baik untuk memberikan penjelasan tentang baptisan dan karunia Roh Kudus dari perspektif protestan injili karena hal ini lebih banyak diserukan dari kalangan karismatik. Para pembaca akan diuntungkan dengan perbandingan ini sehingga pemikiran bisa lebih seimbang.

+Banyak kisah dan nama yang bisa menimbulkan kekagetan. Tapi terbuka untuk dicek apakah kisah-kisah dan pengajaran yang dikritik itu benar.

+Bahasa yang mudah dipahami.

- Dalam pembahasan kadangkala banyak cerita atau penjelasan lain yang membuat pokok bahasan jadi kabur.

No comments:

Post a Comment