Judul: Baptisan dan Karunia Roh Kudus
Penulis: Stephen Tong
Penerbit: LRII/Momentum 1996
Jumlah halaman: 164
Penulis buku ini mengajak umat Kristen untuk berpikir
baik-baik, apakah semua kuasa supranatural berasal dari Allah. Apakah
kejadian-kejadian supranatural di gereja, yang dilakukan oleh pendeta, yang
terjadi saat berdoa dan memuji Tuhan adalah pasti berasal dari Tuhan?
Fenomena-fenomena supranatural memang kerap diharapkan terjadi saat seseorang
mengalami “baptisan Roh Kudus” , serta diharapkan orang yang “dipenuhi Roh
Kudus” mengalami kejadian supranatural seperti bahasa lidah dan bernubut. Namun
penulis buku ini mengingatkan bahaya dari “suka hal-hal fenomenal atau
supranatural” ini.
Berkenaan dengan topik utama buku ini maka dijelaskan
tentang 7 (tujuh) kali istilah “Baptisan Roh Kudus” dalam Alkitab. Banyak keyakinan
tentang perlunya baptisan Roh Kudus berasal dari kutipan di Kitab Kisah para
rasul. Padahal kejadian turunnya Roh Kudus yang fenomenal (luar biasa) berkaitan
dengan peristiwa turunnya Roh Kudus di Kisah Para Rasul dan perintah menjadi
saksi Tuhan dari Yerusalem hingga ke ujung bumi. Kesimpulan dari pembahasannya
adalah baptisan Roh kudus tidak terulang dalam sejarah karena kejadian itu
untuk menunjukkan persatuan orang Kristen dengan tubuh Kristus pada saat itu
(dalam konteks Yerusalem hingga ke ujung bumi). Baptisan Roh Kudus seperti
dalam Kisah Para Rasul bukan keharusan yang terus terjadi dalam Kekristenan
saat ini.
Baptisan Roh Kudus yang benar sebutannya adalah dibaptis
dengan Roh Kudus/di dalam Roh Kudus, karena yang membaptis adalah Kristus. Jadi
barang siapa mengakui dosa-dosanya dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Penyelamat maka Yesus membaptis orang tersebut dengan Roh Kudus
sehingga dosanya diampuni serta menjadi bagian dari kerajaan Allah.
Apakah perlu baptisan ulang? Terutama dari yang baptisan
percik untuk dibaptis selam. Dalam buku ini dijabarkan bahwa ada dasar alkitab
untuk baptisan percik. Jadi baptisan percik itu sah dan alkitabiah, tidak perlu
baptis ulang, apalagi jika sudah dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Perlukah gejala-gejala “fantastik” saat penerimaan Roh Kudus
(glosolalia, ketawa-ketawa)? Yang perlu adalah pertobatan kepada Tuhan, tidak
ada manifestasi lain yang mutlak. Karunia Roh Kudus bukan untuk pamer tapi
untuk pelayanan dalam gereja, jadi karunia Roh bukan sekadar bahasa Roh dan
nubuat saja, tapi masih banyak yang lain. Bahasa roh juga bisa tapi ada
syaratnya jika di jemaah, yaitu teratur dan ada yang menerjemahkan.
Adalah kerasukan Roh Kudus? Bisakah orang sebut diri Yesus
atau Tuhan saat kerasukan Roh. Bisakah seseorang fungsi intelek dan diri hilang
lalu saat dikontrol oleh Roh Kudus? Berdasarkan kesaksian alkitab hal ini tidak
terjadi kepada orang yang benar-benar dipakai oleh Tuhan. Roh kudus tidak
menghancurkan identitas pribadi seseorang, Roh kudus juga tidak merasuki orang.
Ada tanya jawab ada di bagian akhir berkenaan dengan
baptisan dan karunia Roh Kudus, terutama tentang ajaran-ajaran populer.
+Buku yang baik untuk memberikan penjelasan tentang baptisan
dan karunia Roh Kudus dari perspektif protestan injili karena hal ini lebih
banyak diserukan dari kalangan karismatik. Para pembaca akan diuntungkan dengan
perbandingan ini sehingga pemikiran bisa lebih seimbang.
+Banyak kisah dan nama yang bisa menimbulkan kekagetan. Tapi
terbuka untuk dicek apakah kisah-kisah dan pengajaran yang dikritik itu benar.
+Bahasa yang mudah dipahami.
- Dalam pembahasan kadangkala banyak cerita atau penjelasan
lain yang membuat pokok bahasan jadi kabur.
No comments:
Post a Comment