Judul : Crazy Love
Penulis: Francis Chan
Penerbit: David C. Cook USA
Dalam bagian
setengah kebelakang dari bukunya, Franchis Chan semakin tajam dalam
menyampaikan pesannya.
Berdasarkan
crazy love maka Chan menyatakan bahwa seharusnya orang Kristen selalu memandang
kehidupan yang terbaik itu bukan di dunia ini, tapi di dunia yang akan datang,
di kerajaan Allah. Oleh sebab itu dia secara lebih tajam mengajak pembaca untuk
mengoreksi gaya hidup yang lebih mengutamakan kekayaan dunia ini. Kekayaan
dunia ini seharusnya dipakai untuk menolong orang lain atau orang lain yang
membutuhkan. Dia mendampakan seperti firman Tuhan, “yang mengumpulkan lebih
tidak kelebihan, yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan”.
Beberapa
contoh ekstrim diberikan seperti “life to the median” yaitu gerakan untuk hidup
dengan penghasilan rata-rata masyarakat, kalau dapat lebih maka disumbangkan.
Lalu ada juga kisah orang yang saat keuangan mulai berkurang malah memberikan
persembahan lebih besar, sebelumnya 20% untuk persembahan, setelah mengalami
kesulitan keuangan malah memberikan 30%.
Penulis
kemudian membawa lebih dalam lagi, tatkala orang Kristen mengerti crazy love
Tuhan maka seharusnya dia terobsesi dengan cinta Allah. Ciri-ciri orang yang
terobsesi oleh Tuhan menurut penulis adalah:
-
Pengasih (Lovers)
-
Berani mengambil resiko
-
Berteman dengan orang miskin dan susah
-
Sering dikira gila karena mengikuti perintah
Allah daripada mengikuti kebiasaan duniawi
-
Rendah hati, mewaspadai dosa kesombongan
-
Suka pelayanan bukan karena tugas tapi karena
cinta Tuhan
-
Suka member
-
Sabar hidup di dunia sebagai pendatang dan
selalu rindu ke rumah Allah.
-
Selalu terpesona akan Tuhan
-
Transparan terhadap Allah
-
Memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan
-
Memiliki sukacita dari dalam diri, tidak
tergantung keadaan
-
Selalu bersyukur
Semua yang
dia tulis kadang-kadang lebih seperti sesuatu yang tidak mungkin. Maka kemudian
dia menuliskan beberapa tokoh yang menghidupi cinta kepada Tuhan dengan sepenuh
hati. Contoh terakhir adalah jemaatnya
yang mengurungkan niat untuk membangun gedung gereja baru dan memilih
mendirikan aula terbuka untuk ibadah sehingga mereka dapat menghemat biaya
sebesar 20 juta dollar (200 miyar rupiah) bagi orang lain yang membutuhkan.
Dituliskan bahwa, “akan ada waktu dimana tidak menyenangkan/tidak nyaman untuk
beribadah di aula terbuka, tapi akan ada sukacita bahwa kami duduk di aula yang
dingin agar orang lain yang susah mendapatkan kehangatan melalui selimut yang
kami berikan.”
Jadi buku
ini mengajak kita untuk merenungkan hidup kekristenan kita. Apakah kita sama
seperti orang-orang lain atau kita berbeda dalam Kristus. Apakah ada perbedaan
waktu kita beriman atau tidak. Crazy love Tuhan juga seharusnya merasuk dalam
kita menurut penulis. Jika Tuhan tidak hutang apa-apa tapi rela menanggung dosa
dan menyelamatkan manusia maka itu cracy love. Apakah kita juga crazy love,
tatkala ada orang yang susah dan kita tidak ada urusan dengan dia apa sikap
kita? Jika kita mau mempedulikan dan menolong dia maka itulah crazy love.
rsksarebu.blogspot.com
No comments:
Post a Comment