Judul :Crazy Love
Penulis: Francis Chan
Penerbit: David C. Cook USA
(telah diterjemahkan bhs.Indonesia)
(telah diterjemahkan bhs.Indonesia)
Gereja dan
orang Kristen gitu-gitu aza…?
Banyak orang
akhirnya bilang percaya Tuhan, tapi bukan tuhan dalam agama/kekristenan.
Seandainya gereja/jemaat lebih sungguh-sungguh mengikut Tuhan maka mereka tidak
akan menjadikan agama/gereja/orang Kristen sebagai alasan untuk tidak mau
percaya.
Kehidupan
yang gitu-gitu saja ini karena 1. Pandangan terhadap Tuhan yang tidak tepat.
Tuhan adalah Tuhan yang besar yang menciptakan semesta. Melalui alam ciptaan
kita dapat merasakan kebesaran Tuhan. Ini dapat diakses melalui video di
internet.
Tuhan adalah
suci, kekal, maha-tahu, maha-kuasa. Apalagi jika digabungkan dengan pengalaman
Yesaya dan Yohanes tatkala dihadapan Allah.
Jadi kita
memang sering dan cenderung lupa kepada Tuhan dan keagunggannya, tapi kita
harus selalu berusaha untuk mengingat akan Dia.
Waktu yang
pendek.
Acapkali
ditengah kesibukan dunia kita lupa bahwa waktu hidup kita di dunia ini pendek.
Dan seringkali kita bersikap seolah-olah kita ini hidup selamanya di dunia ini.
Bahkan yang lebih ironis kita begitu
sibuk bahkan stress dengan dunia ini hingga kita justru melupakan Tuhan. Hal
ini harus diubah dan kita menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup
kita. Kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan serta menggunakan hidup yang
ada untuk menyaksikan Tuhan, sebelum waktu kita yang pendek berakhir. Ada 2
kisah seorang pria dan seorang gadis yang meninggal tapi membawa kesaksian bagi
Tuhan.
Cinta yang
Gila
Sang penulis
share bahwa dia tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan ayahnya. Dia
dipenuhi ketakutan terhadap ayahnya. Hal ini mempengaruhi juga hubungannya
dengan Tuhan, dia bersikap “jaga jarak” dengan Bapa surgawi. Tapi hal ini
berubah tatkala dia memiliki anak, dia merasakan bagaimana menjadi ayah dan
bagaimana cinta anaknya. Dari hal ini dia menyadari dan berubah bahwa semua
cinta ini hanyalah gambaran semu dari kasih Allah kepada manusia.
Cinta yang
gila karena Tuhan tidak harus mencintai kita tapi dia memilih untuk mencintai
kita, dia setia kepada kita walaupun kita tidak setia padanya,
Suam-suam
dan memberikan sisa-sisa pada Tuhan.
Tapi
gereja/orang Kristen akhirnya gitu-gitu saja… karena tidak ada masalah kalau
gitu-gitu saja. Penulis menantang pembaca bahwa yang Tuhan inginkan adalah
pemberian diri yang total. Memberi diri setengah-setengah/biasa-biasa saja
seperti benih yang jatuh di semak duri atau tanah berbatu-batu, yaitu benih
yang mati, benih yang tidak mendatangkan keselamatan. Kita seharusnya tidak memberikan
sisa kepada Tuhan, misalkan sisa waktu, sisa duit, sisa tenaga kepada Tuhan,
tapi serius memberikan hidup kita kepada Tuhan walaupun menyakitkan,
mendatangkan kesukaran. Karena itu bukankah dikatakan Yesus untuk memikul salib
dan menyangkal diri?
Mengikut
Yesus berarti bukan sekedar mendambakan berkat Yesus, atau surga, melainkan
mengikut Yesus berarti bersama Dia baik dalam suka maupun duka, dalam
kebangkitan atau kematian, dalam penghormatan atau penderitaan.
Jadi
mengikut Tuhan adalah suatu komitmen cinta kepadaNya. Cinta kepadaNyalah yang
membuat kita bersedia memberikan segalanya dan menjalani kehidupan dengan
caraNya.