Friday, August 26, 2016

Pelayanan Kaum Muda Kontempelatif (bag.1)

Judul buku : Pelayanan Kaum Muda Kontempelatif: Mempraktikkan Hadirat Yesus
Penulis: Mark Yaconelli
Penerbit: PT. Visi Anugerah Indonesia, Bandung.

Tahun terbit: 2015

Pelayanan Kaum Muda Kontempelatif (bagian 1)


Mark (penulis buku ini) adalah anak dari seorang tokoh terkenal dalam pelayanan kaum muda di USA yang bernama Mike Yaconelli. Sebagai seorang anak dari tokoh pelayanan kaum muda dia memiliki latar belakang yang mencukupi tentang pelayanan anak muda, dia juga memiliki banyak teladan pelayan kaum muda, dia juga adalah seorang yang berjuang keras untuk melayani kaum muda. Dia bekerja dengan keras hingga 70 jam seminggu, jarang pulang rumah, berangkat pagi untuk memulai pelayanan anak mudanya seperti mengantar kaum muda ke sekolah, menelpon dan membesuk mereka, menghadiri kegiatan olahraga remaja, membuat acara makan minum bersama. Tapi hasilnya adalah kegagalan. Kaum muda yang dia layani di gereja tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. (56-57) Dia juga sempat berpaling pada kesalehan agar pelayanannya berkenan dan diberkati Tuhan, yaitu dengan memperbanyak doa bagi anak-anak muda, membeli  buku renungan dan memperbanyak waktu renungan rohani serta belajar Alkitab. Tapi hasilnya sama: kegagalan. (58)

Akar dari kegagalannya (dan juga kegagalan banyak pelayanan kaum muda lain) adalah motivasi dari pelayanan kaum muda Kristen seringkali didasarkan pada kekhawatiran dan kecemasan. Ini adalah motivasi dan daya dorong pelayanan yang salah.[1] Banyak orangtua cemas anaknya hidup dengan cara yang salah sehingga menghancurkan masa depannya, banyak orangtua yang cemas anaknya tidak masuk surga, banyak gereja yang cemas karena jemaat mudanya terus berkurang. Kecemasan ini ditanggapi dengan melancarkan pelayanan kaum muda, hasilnya adalah kegagalan menurut Mark Yaconelli. 

Motivasi dari pelayanan kaum muda seharusnya adalah “kepercayaan bahwa Allah mengasihi kaum muda, Allah hadir ditengah-tengah kaum muda, dan Allah dapat mengubahkan hidup dari kaum muda.” Teladan dan bukti dari kepercayaan itu adalah Tuhan Yesus, yang mengasihi, hadir dan mengubahkan hidup dari banyak tokoh PB dan juga banyak orang hingga saat ini. Titik balik kehidupan rohani dan pelayanannya ini dimulai tatkala dia mengikuti retret kontempelatif, di sana motivasi dan konsep teologisnya diperbaharui. Mark menyadari bahwa keberhasilan pelayanan tidak tergantung dirinya, tapi tergantung pada Tuhan. Dan peranan Mark adalah untuk memfasilitasi anak-anak muda untuk dapat mengalami Allah, dan ketika kehadiran Allah disadari oleh anak muda maka mereka mengalami suatu proses transformasi ilahi. Mark menuliskan teladan pelayanan kaum muda seharusnya meniru Yesus, yaitu, “Seperti cara Yesus membagikan iman-Nya. Yesus terbuka dan bersedia…hadir dan percaya…sabar dan menanti…percaya diri, tidak perlu mengontrol atau memanipulasi siapapun. Yesus percaya bahwa kehadiran-Nya, doa-doa-Nya, kata-kata-Nya, keheningan-Nya, dan tindakan-tindakan kasih-Nya –adalah cukup.” (66)



[1] “Menyedihkan, kecemasan serupa merupakan motivator yang umum di dalam Kekristenan Amerika Utara, menyamarkan diri sebagai gairah rohani. Saya mendapati kecemasan yang sama di dalam diri banyak gembala, orangtua, dan program penjangkauan Kristen yang diarahkan kepada kaum muda. Itu adalah sebuah dorongan untuk menampilkan diri, sebuah obsesi akan hasil, sebuah konsentrasi untuk tujuan yang menepikan anugerah…pelayanan-pelayanan dengan arah demikian mengacu kepada sosok Allah yang menampilkan diri sebagai sesuatu yang jauh atau sekumpulan prinsip, sosok moralis yang tegas dan penuh tuntutan dan harapan.” Yaconelli, 59.