Judul:
Skandal Hati Nurani Kaum Injili: Mengapa hidup
orang-orang Kristen serupa dengan dunia?
(The Scandal of the Evangelical Conscience)
(The Scandal of the Evangelical Conscience)
Penulis: Ronald J. Sider
Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur, 2007
Banyak
gereja injili saat ini. Suatu kata yang cukup luas artinya, tapi dapat
diringkaskan sebagai gereja yang mempercayai berita Injil / euanggelia.
Sebagian
dari kita mempercayai akan pentingnya pertobatan dan “lahir baru”. Dan orang
Kristen yang lahir baru diharapkan memiliki gaya hidup yang seperti yesus.
Namun
Ron sider menyuguhkan kepada para pembaca cara pandang jujur yang menyakitkan.
Terutama dalam kalangan injili/”lahir baru” di Amerika. Orang-orang Injili ini mengatakan bahwa mereka percaya
pada standar-standar moral Alkitab dan pada kuasa Allah untuk mengubahkan
hidup, namun jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak dari antara
mereka hidup tidak berbeda dengan orang-orang dunia lainnya. Mulai dari uang,
seks, rasisme, hingga pemuasan keinginan pribadi/materialisme.
Sebelum
memulai dengan hasil jajak pendapat dan statistik, sang penulis menuliskan
dalam kata pengantarnya bahwa dengan sedih dia “merelakan” bukunya untuk
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yang berarti bahwa kebobrokan iman dan
hidup dari umat Kristen Injili/lahir baru di amerika menjadi terekspos di
Indonesia. Dia berdoa dan berharap agar orang-orang Kristen Indonesia akan
menjadi murid-murid Kristus yang lebih setia. Dan juga agar budaya Kristen
Indonesia tidak mudah untuk meniru budaya Kristen Amerika tetapi
bersungguh-sungguh merenungkan Alkitab dan membiarkan Roh Kudus membimbing
sesuai dengan kebenaran Allah dan budaya setempat.
Beberapa
hasil jajak pendapat:
Menurut
penelitian didapatkan bahwa angka perceraian nasional dengan perceraian di
kelompok Kristen mirip. Dikatakan, “dibandingkan dengan sisa penduduk yang lain
lain, orang-orang protestan Konservatif lebih cenderung untuk bercerai” dan di
beberapa daerah yang mayoritas orang Kristen (setiap minggu ke gereja) ternyata
angka perceraian malah di atas rata-rata angka perceraian nasional.
Dalam
pemberian persembahan dan perpuluhan, walaupun orang amerika bertambah kaya
dari dasawarsa ke dasawarsa namun persembahan orang Kristen hanya berkisar pada
3-5% saja. Jauh dari perpuluhan.
Sedangkan pada tahun 2002 Barna menemukan bahwa hanya 6% dari orang
Kristen lahir baru dewasa yang memberikan perpuluhan. Padahal jika perpuluhan
dan persembahan orang Kristen terkumpul baik bisa mengumpulkan hingga 1
triliun/tahun untuk pelayanan.
Dalam
hal seksualitas, dalam suatu acara ikrar “true love waits” pada tahun 1993 ada
sekitar 2,4 juta anak muda yang menandatangani untuk tidak membuat seks
pranikah. Pada tahun 2004, dari 12 ribu anak ternyata 88% telah gagal dan hanya
12% yang menepati. Sehingga angka perilaku seks pranikah hampir sama saja
antara Kristen Injili dengan yang tidak. Demikian juga dengan kohabitasi/kumpul
kebo dan pornografi.
Lalu
dalam rasisme dan kekerasan dalam rumah tangga juga ada tren yang tidak baik.
Ini
menjadi masalah dalam penginjilan/mandat pemuridan. Jajak pendapat menanyakan
kepada kalangan non-Kristen tentang sikap mereka terhadap kelompok-kelompok
kekristenan. Hanya 44% yang memiliki pandangan positif terhadap rohaniawan
Kristen. Hanya 32% berpandangan positif terhadap orang-orang Kristen lahir
baru…”
Seharusnya
seorang Kristen tidak hanya percaya kepada mujizat fisikal, seperti sembuh
sakit, bangkit dari kebangkrutan, menjadi orang sukses….tapi lebih lagi juga percaya kepada mujizat
transformasi/ perubahan moral secara supranatural dari Allah bagi orang-orang
berdosa.
Minggu
depan kita akan mencukil bahasan dan tanggapan terhadap kondisi kekristenan
(injili) yang ada saat ini.
Rsksarebu.blogspot.com