Friday, October 26, 2012

Skandal Hati Nurani Kaum Injili



Judul:
Skandal Hati Nurani Kaum Injili: Mengapa hidup orang-orang Kristen serupa dengan dunia?
(The Scandal of the Evangelical Conscience)
Penulis: Ronald J. Sider
Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur, 2007


Banyak gereja injili saat ini. Suatu kata yang cukup luas artinya, tapi dapat diringkaskan sebagai gereja yang mempercayai berita Injil / euanggelia.
Sebagian dari kita mempercayai akan pentingnya pertobatan dan “lahir baru”. Dan orang Kristen yang lahir baru diharapkan memiliki gaya hidup yang seperti yesus.
Namun Ron sider menyuguhkan kepada para pembaca cara pandang jujur yang menyakitkan. Terutama dalam kalangan injili/”lahir baru” di Amerika. Orang-orang  Injili ini mengatakan bahwa mereka percaya pada standar-standar moral Alkitab dan pada kuasa Allah untuk mengubahkan hidup, namun jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak dari antara mereka hidup tidak berbeda dengan orang-orang dunia lainnya. Mulai dari uang, seks, rasisme, hingga pemuasan keinginan pribadi/materialisme.

Sebelum memulai dengan hasil jajak pendapat dan statistik, sang penulis menuliskan dalam kata pengantarnya bahwa dengan sedih dia “merelakan” bukunya untuk diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yang berarti bahwa kebobrokan iman dan hidup dari umat Kristen Injili/lahir baru di amerika menjadi terekspos di Indonesia. Dia berdoa dan berharap agar orang-orang Kristen Indonesia akan menjadi murid-murid Kristus yang lebih setia. Dan juga agar budaya Kristen Indonesia tidak mudah untuk meniru budaya Kristen Amerika tetapi bersungguh-sungguh merenungkan Alkitab dan membiarkan Roh Kudus membimbing sesuai dengan kebenaran Allah dan budaya setempat.

Beberapa hasil jajak pendapat:
Menurut penelitian didapatkan bahwa angka perceraian nasional dengan perceraian di kelompok Kristen mirip. Dikatakan, “dibandingkan dengan sisa penduduk yang lain lain, orang-orang protestan Konservatif lebih cenderung untuk bercerai” dan di beberapa daerah yang mayoritas orang Kristen (setiap minggu ke gereja) ternyata angka perceraian malah di atas rata-rata angka perceraian nasional.

Dalam pemberian persembahan dan perpuluhan, walaupun orang amerika bertambah kaya dari dasawarsa ke dasawarsa namun persembahan orang Kristen hanya berkisar pada 3-5% saja. Jauh dari perpuluhan.  Sedangkan pada tahun 2002 Barna menemukan bahwa hanya 6% dari orang Kristen lahir baru dewasa yang memberikan perpuluhan. Padahal jika perpuluhan dan persembahan orang Kristen terkumpul baik bisa mengumpulkan hingga 1 triliun/tahun untuk pelayanan.

Dalam hal seksualitas, dalam suatu acara ikrar “true love waits” pada tahun 1993 ada sekitar 2,4 juta anak muda yang menandatangani untuk tidak membuat seks pranikah. Pada tahun 2004, dari 12 ribu anak ternyata 88% telah gagal dan hanya 12% yang menepati. Sehingga angka perilaku seks pranikah hampir sama saja antara Kristen Injili dengan yang tidak. Demikian juga dengan kohabitasi/kumpul kebo dan pornografi.

Lalu dalam rasisme dan kekerasan dalam rumah tangga juga ada tren yang tidak baik.

Ini menjadi masalah dalam penginjilan/mandat pemuridan. Jajak pendapat menanyakan kepada kalangan non-Kristen tentang sikap mereka terhadap kelompok-kelompok kekristenan. Hanya 44% yang memiliki pandangan positif terhadap rohaniawan Kristen. Hanya 32% berpandangan positif terhadap orang-orang Kristen lahir baru…”

Seharusnya seorang Kristen tidak hanya percaya kepada mujizat fisikal, seperti sembuh sakit, bangkit dari kebangkrutan, menjadi orang sukses….tapi lebih lagi juga percaya kepada mujizat transformasi/ perubahan moral secara supranatural dari Allah bagi orang-orang berdosa.
Minggu depan kita akan mencukil bahasan dan tanggapan terhadap kondisi kekristenan (injili) yang ada saat ini.                                                   Rsksarebu.blogspot.com

Friday, October 19, 2012

21 Hukum Kepemimpinan Sejati



21 Hukum Kepemimpinan Sejati

Penulis: John C. Maxwell
Penerbit: Interaksara/kharisma
Kategori buku: pengembangan diri


Pengantar
Mengapa putri Diana dikasihi oleh jutaan orang sementara suaminya tidak?
Mengapa Henry Ford hampir membuat perusahaannya sendiri bangkrut?

Siapa John Maxwel?
Seorang ahli bidang kepemimpinan top dengan pengalaman lebih dari tiga puluh tahun merangkumkan segala yang telah ia pelajari dalam prinsip-prinsip. Menurutnya suka atau tidak suka, hukum kepemimpinan mempengaruhi keefektifan anda dalam kehidupan pribadi maupun professional. Kabar baiknya adalah bahwa setiap hukum kepemimpinan ini dapat dipelajari oleh semua orang!!

Isi (hukum 1 dan 2)
1.       Hukum Katup
Kemampuan memimpin menentukan keefektifan seseorang. Jadi semakin baik/tinggi kemampuan kepemimpinan katup yang terbuka untuk potensi semakin banyak/besar.
Contohnya adalah seorang SE dengan seorang MBA. Seorang SE yang menunjukkan kemampuan dan kesungguhan sehingga menjadi direktur dapat membuka katup potensi dan dampak yang lebih besar daripada seorang MBA yang menjadi staff keuangan saja.
Anda dapat menemukan orang cerda, bertalenta, sukses yang hanya begitu-begitu saja karena keterbatasan dalam kepemimpinannya.
Jadi kemampuan memimpin sangat penting dalam menentukan katup terbuka lebar atau sempit baik dalam keberhasilan diri maupun organisasi. Itulah sebabnya jika perusahaan, gereja, Negara mengalami kesulitan maka yang dicari ganti adalah pemimpinnya. (fenomena terbaru di DKI Jakarta-dari kotak2 vs. kumis, fokoke jokowi dsb).

2.       Hukum Pengaruh
Ukuran sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh—tidak lebih, tidak kurang.
Contoh Mother Theresa tidak punya uang, tidak punya jabatan tinggi. Tapi pengaruhnya melalui pelayanannya luar biasa.
Kepemimpinan sejati hanya datang dari pengaruh, harus diraih/diusahakan!

5 pendapat salah tentang kepemimpinan:
-Mitos manajemen: dianggap memimpin dengan mengelola itu sama. Managemen itu focus pada sistem serta proses pengelolaan, sedangkan kepemimpinan tentang mempengaruhi orang (menggerakkan orang dari dalam—kalimat saya). Pemimpin menggerakan orang ke arah baru/tujuan tertentu, manajemen yang mengelola agar pergerakan itu berjalan dengan baik.
-Mitos usahawan: seorang pengusaha/wirausaha belum tentu pemimpin, bisa saja pintar marketing, dagang, kreatif.
-mitos pengetahuan: orang pintar tidak otomatis seorang pemimpin.
-mitos pelopor:
-mitos posisi: “bukan posisi yang menjadikan seseorang pemimpin; justru kepemimpinannya yang membuatnya berada pada posisi tersebut” (oleh Stanley Huffty).

Menurut Pdt. Bill Hybels, di gerejalah tempat paling sarat dengan kepemimpinan. Maksudnya untuk mendapat kepemimpinan seringkali orang menggunakan uang, ancaman, kuasa untuk mempengaruhi orang. Tapi di gereja kepemimpinan sejati seharusnya mempengaruhi orang dengan pengaruh (kasih, kebenaran firman, dsb).
Kepemimpinan sejati karena pengaruh akan membuat orang lain bersedia untuk berpartisipasi dalam apa yang kita tuju dan kerjakan.